Apa korelasi antara penerapan BLUD yang sejatinya merupakan bagian dari pengelolaan keuangan di daerah dengan peningkatan daya saing SMK? Keterkaitan antara penerapan BLUD dengan peningkatan daya saing SMK berada pada model pembelajaran SMK itu sendiri yaitu teaching factory. Pembelajaran teaching factory merupakan model pembelajaran di SMK yang berbasis pada produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di dunia industri. Tidak hanya itu, pada model pembelajaran, suasa belajar juga benar-benar diserupakan dengan suasana seperti yang terjadi di industri.
Dari berbagai sumber diketahui bahwa sejatinya cukup banyak karya-karya siswa SMK yang sudah layak dipatenkan dan dapat diproduksi. Dengan didukung penerapan BLUD yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya, karya-karya siswa tersebut dapat benar-benar dipatenkan, diproduksi dan bukan tidak mungkin akan turut dapat menghasilkan keuntungan komersial bagi sekolah dan siswa.
Keuntungan-keuntungan komersial tersebut akan dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk memotivasi siswa dalam menghasilkan produk dan mengembangkan keahliannya, tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan fasilitas yang ada di sekolah. Hal ini tentu sangat baik, karena bila menggunakan prosedur pengelolaan keuangan pada umumnya, akan dapat terkendala pada sisi penganggaran dan pertanggungjawaban keuangan.
Lebih lanjut, melalui BLUD SMK, implementasi teaching factory dan Project Based Learning (PBL), dapat benar-benar dirancang untuk menjadi wadah simulasi industri bagi para peserta didik dalam mengembangkan potensinya, sehingga menghasilkan berbagai produk-produk unggulan yang layak untuk dipasarkan di masyarakat.
Namun demikian, meski penerapan BLUD SMK berpotensi dapat meningkatkan pelayanan, efisiensi anggaran, dan dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan bidang keahlian sekolah, masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya.
Dari sisi pemerintah daerah, ternyata belum semua pemerintah daerah sadar akan urgensi status BLUD SMK. Sementara dari sisi sekolahnya, pihak sekolah harus terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan matang. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi BLUD. Faktor yang mempengaruhi yaitu kemampuan sekolah dalam memenuhi target produksi dan kualitas sekolah itu sendiri.